DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Bahan
listrik sangat banyak ragamnya. Bahan listrik sangat diperlukan pada
kehidupan sehai-hari. Bahan listrik merupakan suatu bahan yang digunakandalam
peralatan listrik. Isolasi memiliki peranan yang sangat pentingdalam
sistemtenaga listrik. Isolasi sangat
diperlukanuntuk memisahkan dua atau lebih penghantar listrikyang
bertegangan sehingga antara penghantar-penghantar tersebut tidak
terjadi lompatan listrik ataupercikan. Bahan isolasi akan
mengalami pelepasanmuatan yang merupakan bentuk kegagalan
listrikapabila tegangan yang diterapkan melampaui
kekuatanisolasinya.
Isolasi cair mempunyai dua fungsi sebagai bahan
isolasi sekaligus sebagai bahan pendingin. Titik berat
pembahasan adalah minyak trafo yang mengikuti: macam, sifat, cara permurnian,
dan pengujiannya. Bahan isolasi digunakan untuk memisahkan bagian-bagian yang
bertegangan atau bagian-bagian yang aktif. Untuk itu sifat kelistrikkanya
memegang peran sangat penting. Namun demikian sifat mekanis, sifat termal,
ketahanan terhadap bahan kimia serta sifat-sifat lainnya.
A. LATAR BELAKANG
Bahan-bahan
listrik sangat banyak ragamnya pada pabrikasi peralatan listrik. Untuk itu,
pengetahuan tentang bahan-bahan listrik sangay diperlukan bagi seorang ahli
listrik, baik pada industri
maupun dibidang jasa kelistrikan. Aplikasi dari peralatan listrik tidak saja
digunakan oleh
para ahli tetapi masyarakat luas yang tidak selalu memahami kelistrikan . Hal
ini menyangkut keamanan peralatan
maupun pemakaiannya, sehubung dengan ketetapan pemilihan bahan.
Kegagalan yang terjadi pada
saat peralatansedang beroperasi bisa menyebabkan kerusakan alatsehinggakontinuitas sistem terganggu. Bahan listrik sudah
digunakan oleh masyarakat luas untuk berbagai macam aplikasi peralatan listrik dan tentunya peralatan
tersebut didukung oleh keamanan peralatan serta keamanan konsumen atau pengguna. Untuk
itu harus pengguna harus mengetahui bahan isolasi yang ada dan
diperhatikan dalam ketepatan pemilihan bahan oleh para pengguna.
Pada kemajuan teknologi tegangan tinggi, isolasi
listrik memegang peranan yang sangat penting dalam teknik tegangan tinggi, Isolasi listrik
sangat diperlukan untuk menunjang keandala di
dalam penyaluran tegangan listrik. Untuk itu diperlukan suatu
informasi bagi pengguna agar dapa menentukan bahan-bahan isolasi
yang digunakan pada peralatan listrik khususnya bahan isolasi
cair yang merupakan bahan pengisi pada peralatan listrik seperti transformator,
pemutus beban, rheostat.
B. TUJUAN
Adapun
tujuan dari penulisan laporan ini adalah :
1)
Mengetahui pengertian dan fungsi bahan isolasi cair.
2)
Mengetahui pengertian, proses pemurnian, dan mekanisme kegagalan
minyak transformator.
3)
Mengetahui jenis bahan isolasi cair lainnya.
C. RUMUSAN
Berdasarkan latar belakang
diatas dapat dirumuskan beberapa permasalahan yaitu :
1) Bagaimanapengertian dan fungsi
bahan isolasi cair?
2) Bagaimana pengertian, proses
pemurnian, dan
mekanisme kegagalan
minyak transformator?
3) Apakah jenis bahan isolasi cair
lainnya?
D. PERMASALAHAN
Mengingat permasalahan
yang terlalu luas dalam penyusunan laporan ini, maka dibatasi pada penekanan masalah Bahan Isolasi
Cair dan Minyak Transformator sebagai bahan
pengisolasi dan pendingin.
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Isolator
cair adalah isolator yang berbahan dasar minyak, dan terbagi berdasarkan bahan
pembuatannya. Minyak isolasi berasal dari olahan minyak bumi, yang saat ini
banyak digunakan dan diteliti adalah minyak isolasi yang berasal dari tumbuhan
atau biasa disebut dengan minyak “Nabati” (Minyak Organik). Isolator ini
biasaya digunakan pada peralatan Tranformator, pemutus tenaga. Bahan isolator
cair memiliki 2 fungsi sebagai pemisah antara bagian yang bertegangan dan
sebagai pendingin. Isolator ini harus memiliki tegangan tembus yang tinggi
sebagai salah satu syaratnya.
B. SIFAT-SIFAT LISTRIK CAIRAN ISOLASI
· Withstand Breakdown kemampuan
untuk tidak mengalami kegagalan dalam kondisi tekanan lsitrik (electric stress)
yang tinggi
· Kapasitas Listrik per
unit volume yang menentukan permitivitas relatifnya.
· Faktor Daya dissipasi
daya dari minyak dibawah tekanan bolak balik dan tinggi akan menentukan unjuk
kerjanya karena dalam kondisi berbeban terdapat sejumlah rugi dielektrik.
Minyak transformator murni memiliki faktor dissipasi bervarisi antaranya 10-4
pada 20oC dan 10-3 pada 90oC.
· Resistivitas suatu
cairan dapat digolongkan isolasi cair jika resistivitasnya lebih besar dari 109
W-m. Yang diperlukan untuk material isolasi adalah 1016 W-m atau
lebih.
C. MINYAK TRANSFORMATOR
Minyak Transformator adalah minyak
mentah yang diolah menjadi minyak mineral. Minyak dari bahan organik juga dapat
diolah menjadi minyak transformator, misalnya minyak trafo piranol, silicon.
Agar dapat dijadikan sebagai isolasi, minyak ini harus memiliki tegangan tembus
yang tinggi. Terutama bagi trafo yang tenaganya berkapasitas besar, karena
minyak trafo mempunyai sifat sebagai media pemindah panas dan bersifat sebagai
isolasi, sehingga minyak tersebut dapat berfungsi sebagai media pendingin dan
isolasi.
Untuk minyak Transformator harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
· Tegangan
tembus yang tinggi.
Tegangan
tembus minyak transformator perlu diukur karena menyangkut kesanggupan minyak
untuk menahan electric stress, tanpa
kerusakan.
· Faktor
kebocoran dielektrik yang rendah.
Daya
yang hilang dalam suatu transformator disebabkan kehilangan energi menjadi
panas, akibat pemecahan molekul molekul.
· Viskositas
yang rendah.
Viskositas
merupakan tahanan dari cairan untuk mengalir kontinu dan merata, tanpa adanya
turbulensi dan gaya gaya lain.
Tabel
1.1. Kelas Minyak Transformator Standar IEC
No.
|
Temperatur
oC
|
Kelas
I
IEC
|
Kelas
II
IEC
|
1
|
20
|
40
|
25
|
2
|
-15
|
800
|
-
|
3
|
-30
|
1800
|
·
Titik nyala yang
tinggi.
Ini menunjukkan
bahwa minyak dapat dipanaskan sampai suhu tertentu sebelum uap yang timbul
menjadi api yang berbahaya.
·
Massa jenis yang
rendah.
Massa jenis
adalah perbandingan massa suatu volume cairan pada 15,56oC dengan
massa air pada volume dan suhu yang sama.
·
Kestabilan kimia dan
penyerapan gas yang baik.
Kestabilan ini
penting terutama terhadap oksidasi, sehingga dapat dievaluasi kecenderungan
minyak membentuk asam dan kotoran zat padat.
·
Angka kenetralan.
Angka kenetralan
dinyatakan dalam mg KOH yang dibutuhkan pada titrasi satu gram minyak.
·
Korasi belerang.
Minyak
transformator dalam pemakaiannya, secara kontinu atau terus menerus kontak atau
terhubung langsung dengan bahan bahan logam seperti tembaga, besi yang dapat
mengalami korosi.
·
Resistivitas.
Resistivitas
erat hubungannya dengan partikel zat yang bersifat penghantar. Resistivitas
yang rendah menunjukkan bahwa minyak tersebut sudah mengalami kontaminasi oleh
bahan/zat yang bersifat konduktif, seperti air, asam, dan partikel bermuatan
lainnya.
1.
Pengujian Minyak
Transformator
Minyak
Transformator harus di uji kemampuannya secara periodik (normalnya setiap 6
bulan), dan berlaku untuk minyak baru ataupun minyak yang sudah/sedang dipakai,
terutama pada kekuatan tegangan tembusnya. Pengujian dilakukan dengan cara
mencelupkan dua elektroda kedalam minyak yang akan di uji, biasanya berupa
pelat datar, selain itu juga dapat dilakukan tes keasaman.
Cara
mengambil minyak dari peralatan yang sedang/sudah beroperasi:
·
Minyak diambil dari
katup pengurasan.
·
Minyak dapat diambil
memakai 2 macam botol, pertama botol leher kecil dan lainnya dengan botol/gelas
yang tertutup (dengan karton) agar tidak tembus cahaya.
·
Botol harus dicuci
dengan hydrocarbon solvent, kemudian, cuci dengan busa sabun yang keras, bilas
dengan air murni, keringkan dalam oven sampai temperatur 105o/110oC,
setelah pengeringan botol harus ditutup rapat, simpan dalam ruangan tertutup,
kering dan bebas debu.
·
Bersihkan katup
pengurasan dengan hati-hati, dan biarkan minyak mengalir secukupnya, agar
benda-benda yang mengedap di dasar tangki transformator dapat terbuang.
·
Minyak dimasukkan de
dalam botol sebagai pembersih kemudian botol diisi dengan minyak dan sediakan
sedikit ruang untuk memungkinkan terjadinya pengembangan cairan.
·
Pengambilan ulang harus
diperhatikan batas ketinggian dari minyak trafo, jika kurang maka perlu
penambahan minyak baru.
2.
Pengujian tegangan
tembus
Pengujian
tegangan tembus terhadap minyak transformator dapat menggunakan peralatan pada
gambar 1.1 dan 1.2.
Keterangan: AT =
Autotrafo; TU = Trafo Uji; PT = Trafo Ukur; V = Volmeter AC; EB = Elektroda
Bola.
Gambar 1.1
Peralatan Pengujian Tembus Minyak
Gambar 1.2
Bejana Uji Tegangan Tembus Isolasi Cair
Jarak elektroda dibuat 2,5 mm, sedangkan tegangannya
dapat diatur dengan menggunakan auto transformator, sehingga dapat diketahui
tegangan pada saat terjadinya tembus listrik. Tegangan tembus listrik akan
terlihat jika ada loncatan bunga api pada sela elektroda.
Beberapa faktor yang diperkirakan akan mempengaruhi
tegangan tembus minyak transformator pada saat pengujian:
· Luas permukaan elektroda.
· Jarak celah (gap spacing).
· Pendinginan.
· Perawatan sebelum pemakaian (elektroda
dan minyak).
· Kekuatan dielektrik dari minyak
transfomator yang diuji.
Selain untuk bahan isolasi minyak transformator juga
berfungsi sebagai media pendingin antara kumparan kawat atau inti besi dengan
sirip pendingin. Agar minyak tansformator berfungsi sebagai media pendingin
yang baik, maka kekentalannya tidak boleh terlalu tinggi agar mudah bersikulasi
di dalam tangki sehingga dapat mendinginkan transformator dengan baik.
1.
Tes
keasaman (Acidity Test)
Selain pengujian tegangan tembus, minyak trafo juga
harus mengikuti tes keasaman, ini merupakan adanya oksidasi dalam minyak. Dikarenakan
kebanyakan hasil tes oksidasi disebabkan oleh asam asli, jadi tujuan dari tes
ini yaitu agar tingkat keasaman dari minyak tersebut dapat terdeteksi.
Pengendapan lumpur adalah bahan utama dari oksidasi.
Endapan tersbut akan terbentuk setelah semua hasil oksidasi mengendap di dalam
minyak tersebut. Dengan tes ini kita bisa melihat sejauh mana oksidasi
berkembang.
Cara mudahnya yaitu dengan menggunakan metode
titrasi dengan indikator warna, yang dimana akan menghasilkan tes dalam
miligram potasium hidroksida (KOH) per gram minyak.
Biasanya cara yang di lakukan adalah sebagai
berikut:
· Ambil sampel minyak + 10 cc.
· Tambahkan larutan penetralisirnya sampai
volume menjadi 50 cc.
Jumlah
Netralisasi = mg KOH/g minyak
· Tambahkan larutan KOH ke dalam campuran
tadi.
· Dikocok kira kira 30 detik, apabila
hasil yang didapat warna merah muda (pink)
dan terang tandanya minyak tersebut dalam keadaan baik, tapi apabila hasil yang
didapat berwarna lain dan agak keruh, tandanya tegangan tembus minyak tersebut
sudah berkurang, sehingga minyak harus sirkulasi/filter
kembali, agar kemampuan isolasinya dapat ditingkatkan.
A. ALASAN PENGGUNAAN ISOLASI CAIR
·
Isolasi cair mempunyai
kerapatan tingkat tinggi, dibandingkan dengan udara, kerapatan isolasi cair
1000 kali lebih baik.
·
Isolasi cair juga dapat
mengisi ruang kosong/celah yang nantinya akan di isolasi dan sekaligus akan
menyerap dan menghilangkan panas yang
timbul akibat rugi-rugi energi melalui proses konveksi.
·
Isolasi ini juga
cenderung memiliki kelebihan yaitu, bisa memperbaiki diri sendiri (self healing) pada saat terjadi
pelepasan muatan (discharge).
B. MEKANISME KEGAGALAN ISOLASI CAIR
Teori
mengenai kegagalan dalam zat cair kurang banyak diketahui dibandingkan dengan
teori kegagalan gas atau zat padat. Hal tersebut disebabkan karena
sampai saat ini belum didapatkan teori yang dapat menjelaskan proses
kegagalan dalam zat cair yang benar-benar sesuai antara keadaan secara teoritis
dengan keadaan sebenarnya. Teori kegagalan zat isolasi cair dapat dibagi
menjadi lima
jenis sebagai berikut:
1.
Teori Kegagalan
Elektronik Teori ini merupakan perluasan teori kegagalan dalam gas, artinya
proses kegagalan yang terjadi dalam zat cair dianggap serupa dengan yang
terjadi dalam gas. Oleh karena itu supaya terjadi kegagalan diperlukan elektron
awal yang dimasukkan kedalam zat cair. Elektron awal inilah yang akan memulai
proses kegagalan.
2.
Teori Kegagalan
Gelembung atau kavitasi merupakan bentuk kegagalanzat cair yang disebabkan oleh
adanya gelembung-gelembung gas didalamnya. Penyebabnya adalah:
·
Permukaan elektroda
yang tidak rata.
·
Tejadinya tabrakan
elektron sehingga terjadi produk-produk baru berupa gas.
·
Penguapan cairan karena
adanya lucutan pada bagian elektroda yang tidak teratur dan tajam.
·
Zat cair yang mengalami
perubahan suhu dan tekanan.
3.
Teori Kegagalan Bola
Cair adalah jika suatu zat isolasi mengandung sebuah bola cair dari jenis
cairan lain, maka dapat terjadi kegagalan akibat tidak stabilnya bola cair
tersebut dalam medan listrik. Medan listrik akan menyebabkan tetesan bola cair
yang tertahan didalam minyak yang memanjang searah medan dan pada medan yang
kritis tetesan ini menjadi tidak stabil. Kanal kegagalan akan menjalar dari
ujung tetesan yang memanjang sehingga menghasilkan kegagalan total.
4.
Teori Kegagalan Tak
Murnian Padat adalah jenis kegagalan yang disebabkan oleh adanya butiran zat
padat (partikel) didalam isolasi cair.
5.
Kegagalan
campuran zat cair-padat (isolasi kertas dicelup ke dalam minyak) biasanya
disebabkan oleh pemburukan. Pemburukan yang menyebabkan kegagalan isolasi
cair-padat yaitu:
· Pemburukan karena pelepasan dalam.
· Pemburukan elektro-kimiawi.
C. BAHAN BAHAN ISOLASI CAIR LAIN
Di samping isolasi minyak transformator, terdapat
isolasi cair yang lain dari minyak bumi yang memiliki, kekentalan, pemurnian,
serta, sifat lain yang berbeda. Contohnya adalah minyak untuk kabel yang
berisolasi kertas yang memiliki kekentalan yang lebih daripada minyak
transformator. Ada juga minyak bahan isolasi kabel yang diimpregnasi dengan
miyak yang rendah kekentalannya namun dengan pemurnian yang tinggi, yaitu kabel
dengan tegangan tinggi yang di isi dengan minyak.
Disamping bahan tersebut, ada juga isolasi cair
sintetis yang digunakan juga pada Teknik Listrik. Isolasi cair Sintetis yang
banyak/sering digunakan adalah cairan yang berisi chloor (hidrokarbon seperti
difenil C10H12) yang dimana 3 sampai 5 atom hidrogen
diganti dengan atom chloor. Bahan-bahan ini diantaranya sovol, askarel,
araclor, pyralen, shibanol.
Apa itu sovol?
Sovol itu adalah cairan yang agak kental, dan tidak
berwarna. Dibandingkan dengan minyak transformator masa jenisnya juga jauh
lebih besar, yaitu 1,5 g/cm3. Tegangan tembus yang dimiliki sovol
kurang lebih sama dengan minyak transformator, yaitu sekitar + 20 kV/cm,
sedangkan permitivitasnya lebih tinggi. Untuk mengurangi kekentalan, bahan
sovol ditambah sedikit dengan trichlorobenzena (C6H3Cl3)
dan diperoleh bahan baru dengan nama sovtol.
Kekurangan kedua bahan tersebut (sovol dan sovtol)
tidak bisa digunakan menjadi bahan isolasi pada pemutus, dikarenakan adanya
busur api saat terjadinya pemutusan dan akan menghasilkan karbon. Kedua bahan
tersebut juga beracun, jadi jika ingin digunakan harus diimbangi terlebih
dahulu dengan ventilasi yang baik.
Namun salah satu manfaatnya adalah pemcampuran uapnya
dengan udara tidak tebakar dan tidak menyebabkan ledakan. Oleh karena itu
transformator yang diisi dengan sovtol tidak mempunyai resiko kebakaran dan
juga dapat dipasang di dalam ruangan, namun tidak dengan transformator minyak
biasa.
Ada juga minyak silikon. Minyak ini harganya lebih
mahal dibanding dengan minyak transformator, namun kelebihannya adalah, sudut
kerugian elektrik yang kecil, higroskopisitasnya dapat diabaikan dan
relistivitas panas yang tinggi. Dengan masa jenis +1 g/cm3.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Isolasi adalah sifat atau bahan yang dapat
memisahkan secara elektris dua buah penghantar agar tidak terjadi tembus yang
tidak diinginkan. Menurut macam bahan yang dipakai, bahan isolasi dapat dibagi
menjadi tiga golongan : yaitu isolasi padat, cair dan gas. Kemampuan isolasi
dalam menahan tegangan tembus mempunyai batas-batas tertentu sesuai dengan
material penyusun dan lingkungan sekitarnya. Apabila tegangan yang diterapkan
melebihi kuat medan isolasi maka akan terjadi tembus atau breakdown yang
menyebabkan terjadinya aliran arus antara peralatan tegangan tinggi.
Tegangan tembus pada isolasi cair dipengaruhi
beberapa hal antara lain temperatur, bentuk elektroda, sela elektroda, tingkat
ketidakmurnian dan pergerakan dalam isolasi cair. Adanya ketidakmurnian sangat
mempengaruhi kekuatan isolasi dalam mencegah terjadinya tembus antar dua
peralatan tegangan tinggi yang diisolasi. Pengujian dilakukan dengan cara
mencelupkan dua elektroda kedalam minyak yang akan di uji, biasanya berupa
pelat datar, selain itu juga dapat dilakukan tes keasaman.
B. SARAN
Adapun
saran yang dapat dikemukakan bagi para pembaca dan peminat dalam bidang
kelistrikan, khususnya mengenai isolasi cair dan kegagalan isolasi cair dapat
terus melakukan berbagai penelitian dan pengujian tegangan tembus pada media
isolasi cair. Baik itu pengujian mengenai bahan isolasi maupun metode pengujian
kegagalan isolasi dengan menggunakan jenis bahan isolasi yang berbeda, jenis
elektroda, macam tegangan yang berbeda pula.
Fahmi khalis
Terima Kasih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar